Monday, November 19, 2012

Silent is gold?

"Diam itu emas"
peribahasa klasik yang tentu sering kita dengar.
tapi benarkah demikian? apakah selamanya diam berarti emas?
menurut saya, banyak kontroversi yang timbul dari peribahasa ini. Banyak yang mengatakan, kita tidak boleh terus berdiam diri, karena diam lebih terkesan pasif, tidak peduli, atau tidak mendukung. Lebih lagi ketika memang suara itu dibututuhkan untuk mengambil suatu keputusan. Sikap yang berdiam diri sangat tidak dibutuhkan dalam keadaan tersebut.
Namun, bagi saya pribadi, peribahasa ini tepat, dan sesuai dengan pemikiran saya. Bagi saya, diam bisa disebut sebagai 'guilty pleasure', ya, sejenis kesenangan pribadi yang sebenarnya tidak terlalu baik, karena ada sedikit rasa bersalah juga pada saat melakukannya, jadi untuk motif seperti ini sebaiknya jangan di contoh, hanya ingin memberi informasi saja bahwa ada orang yang menjadikan berdiam diri sebagai 'guilty pleasure' nya. :)
Ketika diam, ada perasaan menyenangkan yang timbul dalam hati,
diam saat berbicara itu dilarang
diam saat kita harus memberi jawaban, sampai mereka penasaran,
diam saat semua orang berbicara,
diam saat semua orang berebut untuk bicara,
diam saat mereka bertengkar karena pembicaraannya,
dan diam saat bicara itu sudah seperti sampah, kata-kata sia-sia, yang harusnya dibuang.

tapi..

diam bukan berarti tidak bisa bicara
diam bukan berarti tidak punya sesuatu untuk dibicarakan
diam bukan berarti bodoh
bukan berarti tidak tahu apa-apa.
hanya menunggu, melihat, dan mengawasi saat yang tepat untuk bicara..

No comments:

Post a Comment