Friday, November 23, 2012

Bersama Kita Bisa

Beberapa waktu yang lalu saya melakukan pengamatan terhadap sungai Ciliwung. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, terbukti bahwa sungai Ciliwung itu sudah tidak seperti dulu lagi. Air sungainya sangat kotor, bau, keruh, dan pada intinya sudah tidak layak untuk dipergunakan. Tapi jangan salah, masih ada orang yang bergantung pada Ciliwung meskipun kondisinya seperti itu. Contohnya dipergunakan oleh seorang bapak untuk mencari ikan, padahal waktu itu air di Ciliwung sedang mengalir deras karena hujan, tentunya menjadi sangat berbahaya bagi orang tersebut karena dia langsung turun ke sungai dan menangkap ikan dengan menggunakan jala. Atau ketika sedang surut dipergunakan oleh anak-anak penduduk sekitar untuk berenang, dan lebih parahnya lagi dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci baju, mencuci piring, mencuci beras, dan bahkan dipakai untuk MCK. Selain itu Ciliwung juga dipakai penduduk sekitar sebagai tempat pembuangan sampah. Bayangkan bagaimana kotornya air sungai Ciliwung tapi masih dipergunakan untuk hal seperti itu.

Disamping penggunaan air Sungai Ciliwung, bantaran sungai juga dipergunakan untuk tempat tinggal. Banyak rumah-rumah yang dibangun di pinggiran sungai tanpa ijin dari pemerintah setempat. Wajar saja pemerintah tidak mengijinkan pembangunan rumah tersebut, karena wilayah itu sangat berbahaya, apalagi kalau hujan deras, selain banjir yang dapat menghancurkan rumah tersebut tanah longsor juga membahayakan. Tapi, tetap saja ada orang-orang yang nakal tetap membangun rumah di bantaran sungai. Akibatnya mereka harus siap menanggung resiko kehilangan rumah karena hanyut terbawa banjir.

Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata di bawah jembatan pun dijadikan tempat tinggal bagi para pemulung. Dengan rumah kardus dan kamar mandi seadanya, para pemulung itu tinggal di kolong jembatan. Tumpukan sampah-sampah hasil usaha mereka pun ikut melengkapi. Ketika saya melakukan pengamatan, pemulung-pemulung itu sedang memilah-milah sampah, kebanyakan sampah mereka adalah sampah plastik. Secara tidak langsung keberadaan mereka juga menguntungkan, karena sebahagian sampah yang mereka ambil juga berasal dari sungai ciliwung, jadi dapat mengurangi sampah di sungai.

Sebenarnya, ada beberapa faktor yang membuat mereka mencuci di sungai, menjadikan sungai sebagai MCK, membangun rumah dan tinggal di bantaran sungai, ataupun tinggal di bawah jembatan. Faktor yang paling utama adalah ekonomi. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai cukup uang untuk membeli rumah di wilayah yang tepat, ketika mereka tinggal di bantaran sungai, mereka tidak mampu membeli air bersih, jadi mereka melakukan kegiatan MCK di sungai. Faktor lain yang juga penting adalah kebiasaan dan sifat mereka yang tidak disiplin dan malas, oleh karena itu mereka selalu membuang sampah di sungai padahal sudah disediakan tempatnya, dan juga banyak contoh kasus yang lain.

Tapi, peran pemulung saja tidak cukup untuk membuat sungai kita kembali menjadi sungai yang jernih dan bersih, peran mereka hanya sebagian kecil dibandingkan banyaknya pencemaran yang terjadi di sana. Apakah kita hanya berdiam diri melihat ini semua? Cepat atau lambat, dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan yang berlarut-larut dapat melanda kita semua, walaupun seringkali kita merasa tidak melakukan perbuatan apapun yang mencemarkan lingkungan. Ada beberapa dampak global dari pencemaran lingkungan, diantaranya adalah banjir, tanah longsor, dan menipisnya lapisan ozon.

Tanpa kita sadari perbuatan yang kita lakukan seperti buang sampah sembarangan, merokok, menebang pohon, dan membangun rumah dapat menimbulkan dampak yang mendunia. Oleh sebab itu, marilah kita sama-sama menyadari segala tindakan yang kita lakukan, karena kita seringkali tidak peduli. Dengan merubah beberapa kebiasaan kecil dari diri kita, tanpa kita sadari dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kelestarian lingkungan. Banyak cara yang dapat kita lakukan, seperti membuang sampah di tempatnya, bepergian menggunakan kendaraan umum, menghijaukan lahan yang tersisa di rumah kita, mendaur ulang sampah-sampah, tidak merokok, dan masih banyak lagi cara yang dapat dilakukan.

Pemerintah juga harus ikut campur tangan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa contohnya dengan cara memperbanyak tempat sampah, di berbagai tempat, menindak tegas orang yang mebuang sampah di sungai, melakukan penghijaun, dan memberikan banyak ruang resapan di kota-kota besar. Dengan menumbuhkan rasa kepedulian di dalam hati dan pikiran kita masing-masing akan kelestarian lingkungan, dan juga dengan kerjasama yang kita jalin dengan baik antara rakyat dan pemerintah, kiranya kelestarian lingkungan tetap dapat terjaga, sehingga suasana aman, nyaman, dan sehat yang kita dapat ciptakan dapat terus dipelihara hingga masa depan nanti. Bersama kita bisa!

No comments:

Post a Comment