Wednesday, October 10, 2012

Suatu Hari Ketika Biaya Hidup Semakin Mahal (Part I)

Yap, jadi ceritanya ini adalah tentang kisah kenaikan tarif kereta..
Sebenarnya rumor tentang naiknya tarif kereta ini uda gw denger dari sekitar 2 bulan lalu, dikasih tau temen2 yang peduli banget ama gw dan nasib gw stiap hari naik kereta ke kampus ( thanks yaaa :*)
nah, sejak saat itu, kami gerombolan mahasiswa gundar yang naik kereta mulai ketar-ketir, bkal jadi apa ya nanti kita?apa harus bwa bekel tiap hari gitu?(walaupun ini sudah dilakukan) atau naik sepeda ke stasiun?atau mungkin numpang di kosan temen, atau atau-atau yang lain..haha
abis itu gw mikir, ah anggep aja sebulan 20 hari kuliah, berarti cm nambah 40rb doang ongkosnya, gausah minta tambahan lah ke orang tua.. Tapiii, bodohnya sebulan kemudian gw baru nyadar, itu 40rb cuma sekali jalan! Kalo pulang pergi kan berarti 80rb..hiks hiks lumayan nyesek jugaaa T.T
Intinya, tarif kereta naik, tapi uang bulanan gw ga naik sama skali..

Dan bulan oktober pun tiba..

Tanggal 2 Oktober 2012, untuk pertama kalinya gw naik krl commuter line dengan tarif Rp 9000.-! Nyesek juga loh, biasanya kembalian beli tiket bisa buat ongkos naik angkot, ini cuma sisa seribuuu >.<
Oke, stop bersesak-sesak karena di dalam kereta pasti bakal ngerasain sesak-sesak yang sesungguhnya.
Jadi gw coba menghibur diri dengan melihat keuntungan apa yang di dapat dari kenaikan tarif ini..

  1. Jauh sebelum bulan Oktober, mereka memperbaiki papan nama di setiap stasiun, dengan ukuran dan warna yang sama. Lumayan lah, jadi buat para penumpang, ga perlu takut lagi kelewatan.
  2. Suatu kali di stasiun Pocin, gw terperangah (oke, ini lebay) melihat segerombolan pria pakai baju putih item, dan kepala botak, secara ini uda ga jaman ppsppt, jadi bisa dipastikan mereka ini bukan mahasiswa gunadarma. Ternyata mereka ini petugas stasiun yang baru di hire! Hahaha lucu deh ngeliatnya, mereka ngejagain setiap pintu masuk di stasiun gitu. Ya, berarti PT. KAI menambah personil penjaganya
  3. Mereka menghire wanita untuk ngasih pengumuman di stasiun, ada satu suara perempuan gitu yang gw suka di stasiun bogor, serak-serak tapi jelas lafalnya, cocok deh jadi penyiar, kalo nyanyi juga kayanya bagus..hahaha
  4. Ini yang menurut gw paling menguntungkan, mereka nambah 8 rangkaian kereta khusus wanita! :D di setiap gerbongnya ada 2 petugas pria dan 1 petugas wanita, setiap stasiun ada yang ngasih pengumuman, dan kereta paginya pas sama jadwal kuliah gw, jam 06.30 dan kereta sorenya sama juga kaya jadwal pulang gw, jam 15.38! yang ini menyenangkan lah.. :)


Lalu, 2 hari kemudian...

My First Impressions


Stylish,
Strict,
and Open minded..


Ini adalah kesan pertama saya, ketika melihat dan kemudian diajar oleh Dosen Teori Organisasi Umum, Ibu Ira Phajar Lestari

Stylish, ini adalah kesan yang pertama sekali muncul, ya karena memang sebelum berkata-kata penampilan lah yang pertama kali terlihat. Kenapa stylish? Karena jujur saja sedikit dosen-dosen Gunadarma yang berpakaian mengikuti tren, yang matching, dan menarik dilihat mata saya :) baru dosen semester ini yang lumayan banyak yang stylish, termasuk Ibu Ira salah satunya. Dosen stylish ini penting loh, supaya kita yang diajar bisa terhibur matanya, dan juga tidak sibuk mengomentari penampilan yang lagi ngajar ;)

Strict, dibandingkan dosen softskill yang lain, memang Ibu yang satu ini beda sekali sama yang lain. Di tingkat kemarin, softskill itu mata kuliah yang paling santai, postingan blog sekedar ada, lalu dapat nilai bagus, bisa dibilang mata kuliah hiburan. Hiburan dibandingkan dengan mata kuliah lain yang banyak sekali tugasnya. Tapi, tidak dengan softskill semester ini, segala bentuk kegiatan plagiat harus dihilangkan, desain blog jangan yang biasa, dan postingan original minimal 30! >.< belum termasuk tugas makalah, juga resume yang harus dibuat setiap kali presentasi.

Kalau dilihat dari sisi negatifnya, memang kelihatan memberatkan sekali tugas-tugasnya karena mindset kita selama 2 semester memang sudah terbiasa santai dengan mata kuliah ini. Tapi di sisi lain, menurut saya Ibu Ira adalah seorang dosen yang Open minded. Yang lagi-lagi maaf, langka jumlahnya di Gunadarma. Selama saya kuliah 2 semester hanya 2 orang bapak dosen yang sifatnya seperti ini, dua-duanya lulusan universitas negeri sebelah (wajar lah ya..), dan mereka adalah dosen favorit saya. Dosen-dosen yang terbuka pikirannya akan perkembangan jaman, terbuka dengan isu-isu yang seharusnya dihilangkan dari mindset para mahasiswa, yang tidak subjektif menilai sesuatu, menerima kritik dengan baik, dan mengajarkan suatu hal yang berguna dan bernilai bagi mahasiswanya.

Tidak mungkin Ibu Ira hanya asal memberikan tugas kepada kita, pasti ada tujuannya, dan menurut saya ini untuk tujuan yang baik. Mahasiswa dilatih untuk dapat mengungkapkan pengalamannya melalui tulisan di blog, belajar peka terhadap lingkungan sekitar agar dapat suatu hal yang menarik untuk diceritakan. Kita diajar untuk menghargai hasil karya orang lain dengan cara menghilangkan plagiatisme. Kita dituntut unutk menjadi kreatif unutk membagikan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Terlepas dari tuntutan mata kuliah, menurut saya ini adalah tugas untuk diri saya sendiri, untuk keluar dari zona nyaman, untuk berperang melawan kemalasan, dan survive untuk hal-hal yang baru..

Thanks, and Welcome to the class Bu! :)


Tuesday, July 3, 2012

Kuasa Doa Anak Kecil


Suatu malam saya bekerja keras untuk menolong seorang
ibu di sebuah bangsal rumah sakit; tapi  apapun yang
kami lakukan, dia meninggal dan meninggalkan bayi
premature yang sangat mungil serta seorang anak
perempuan usia 2 tahun yang menangis.

Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi
tetap hidup, Karena kami tidak punya incubator ( kami
tidak punya listrik untuk Menyalakan incubator), kami
juga tidak punya makanan khusus bayi.

Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam
hari seringkali udara sangat dingin dan anginya kencang.

Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box dan
membungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan
api dan mengisi botol air panas. Kemudian muridku yang
mengisi botol air panas segera kembali dengan
kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi botol
itu dan ternyata meledak (Karet mudah rusak dalam
kondisi cuaca tropis)

"Dan ini adalah botol air panas terakhir kita," dia berseru.

"Oke," kataku, "taruh bayi itu didekat api dalam jarak
yang cukup aman, dan tidurlah diantara bayi itu dan
pintu untuk menjaga nya dari angin. Tugasmu adalah
menjaga bayi tetap hangat."

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku
pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang
berkumpul denganku. Aku berikan mereka bermacam-macam
saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka
tentang bayi mungil itu.

Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya
cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan
bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bila
kedinginan. Saya juga bercerita pada mereka tentang
saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang
menangis karena ibunya meninggal.

Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, Ruth,
berdoa dengan doa singkat seperti anak Afrika kami.

"Tolong, Tuhan" dia berdoa, "kirim kan botol air.
Tidak baik besok, Tuhan, karena bayinya bisa mati,
jadi tolong kirim sore ini."

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya
dalam berdoa, dia menambahkan, "Dan saat Engkau
mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan
juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bhw
Engkau sungguh mengasihinya?"

Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan
pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan,
"Amin". Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan
segalanya, Alkitab mengatakan demikian. Tapi pasti ada
batasnya, kan?
(pikiran manusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)

Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab
doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika
mengirimi bingkisan. Namun aku sudah tinggal selama
hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima
bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimiku
bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas.
Sebab aku tinggal di daerah tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah
pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan
mobil didepan pintu rumahku.

Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi
disana, di beranda, ada dua puluh dua pon parcel yang
sangat besar. Aku merasa pedih dimataku.

Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku
meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku.
Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati
membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya
tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat.
Sebanyak 30 atau 40 pasang mata
melihat ke dalam kardus tersebut.
Dari atas, kami mengeluarkan baju rajutan
berwarna cerah.

Mata kami langsung silau melihatnya. Ada perban
rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai
terlihat sedikit bosan.
Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk
membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan.

Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa ....
benarkah ini?? Aku menariknya keluar .... yaa .... ini
baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu.
Aku tidak meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku
tidak percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya.

Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju,
sambil menangis, " Jika Tuhan mengirimkan botolnya,
Dia harus mengirim bonekanya juga!"

Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik
sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah.  Matanya berkilau !
Dia tidak pernah sangsi!

Sambil melihatku, dia berkata : " Dapatkah aku pergi
bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil
itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya? ?

Ternyata parcel ini telah dipersiapkan
dan dikirim 5 bulan lalu.
Dibungkus oleh Siswa Kelas Hari Mingguku,
yang mana saat mempersiapkan parcel itu,
Tuhan telah memerintahkannya juga
untuk mengirimi botol air panas walaupun di daerah Tropis.
Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka
untuk dikirimkan ke anak Afrika -

Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya,
sebagai jawaban dari doa seorang anak gadis 10 tahun
untuk membawanya "sore itu".



sumber: http://g1g1kel1nc1.multiply.com/journal/item/26/_CERITA_DARI_AFRIKA_kuasa_doa_anak-anak

Tolong! Aku Sedang Sakit


Aku sedang sakit. Akhir-akhir ini suhu tubuhku sangat panas dan sering demam. Kepalaku kadang-kadang terasa berputar sampai tubuhku terguncang lalu ambruk. Belum lagi jika aku muntah, air muntahnya menyebar kemana-mana. Dan yang paling menydihkan, aku kehilangan rasa percaya diri karena kini rambutku tak seindah dan selebat dulu. Rambutku sering rontok, bahkan kepalaku hamper botak.
Sampai saat ini aku tidak tahu penyakit apa sebenarnya yang menyerang tubuhku. Semakin hari rasa sakit semakin menyiksa. Rasanya hidupku tak lama lagi. Aku tak punya alas an unutk apa aku sembuh. Keluargaku seolah tidak perduli dengan rasa sakit yang kurasakan. Teman-temanku? Jangan ditanya, sejak aku sakit mereka menjauhiku.
Sekarang semua sudah berubah. Tiada lagi sosok teman dan sahabat yang mengisi hari-hariku. Penyakit ini membuat mereka menjauhiku. Aku tahu mungkin yang mereka inginkan hanya makanan,perhiasan, dan kekayaanku. Mereka tidak ingin ikut merasakan kesedihan dan kesakitanku. Saat aku butuh mereka, mereka pergi. Akku memeang menyusahkan sehingga mereka tak mau lagi perduli kepadaku.
Aku sama sekali tak punya semangat untuk sembuh. Biarkan saja kehidupanku berakhir, mungkin teman-temanku akan sadar bahwa mereka telah menyia-nyiakanku. Mereka boleh mengambil semua kekayaan yang aku punya. Mereka memotong rambutku, tidur di bahuku, dan berlindung di belakang punggungku asal mereka selalu ada ketika aku sedang susah, sakit, dan kelelahan.
Perhatian Kecil
Aku sadar bahwa mereka adalah manusia yang memiliki kesibukkan masing-masing. Mereka tidak bisa setiap saat berada di sampingku dan memperhatikanku. Sebenarnya yang kubutuhkan bukan perhatian besar. Hanya perhatian kecil yang bisa membuatku sembuh.
Sebenarnya tak seharusnya aku menyalahkan teman-temanku akan kesakitan yang aku alami. Mungkin ini karena usiaku yang tidak muda. Juga karena ketidakmampuanku menyediakan kehidupan yang layak untuk teman-temanku. Aku tahu mereka mencintaiku dan tak akan pernah meninggalkanku. Pasti suatu saat mereka akan kembali bercengkrama denganku, memberikan sejuta perhatian, dan menjaga diriku.
Bukan karena aku takut dengan kematian, tetapi aku tidak mau teman-temanku tersakiti  karena kematianku. Jika aku mati, di mana mereka akan tinggal? Dari mana mereka mendapat sumber daya alam untuk bertahan hidup? Bagaimana nasib anak cucu mereka nanti?
Aku rindu saat-saat mereka menanami tubuhku dengan pohon-pohonan, menjelajahi tubuhku denga bersepeda dan jalan kaki. Atau paling tidak, menjaga tubuhku agar tidak terluka. Sebenarnya demamku bisa disembuhkan dengan cara menanam pohon. Pohon membuat tubuhku terasa sejuk. Rasa pusing dan mualku akan hilang dengan cara meminimalkan kadar polusi di dalam tubuhku. Teman-temanku bisa memulainya dengan menggunkan sepeda ketika bepergian dan minimalisasi produksi sampah. Rambutku yang rontok bisa sembuh jika teman-temaku mau merwat pohon-pohon yang mereka tanam dan behenti menebang pohon secra illegal.
Aku adalah bumi yang butuh perhatian dan kasih sayang. Aku ingin terus hidup dengan  kondisi yang baik agar teman-temanku nyaman berada di  tubuhku. Agar suatu hari nanti anak cuc mereka juga bisa merasakan betapa damai tinggal bersahabat denganku.
Aku tidak bisa disembuhkan oleh dokter. Hanya teman-temanku yang bisa menyembuhkanku denga memberi sedikit perhatian. Hanya sedikit perhatian secara terus-menerus, aku harap mereka mampu melakukannya untuk kehidupan kami semua hari ini, besok, lusa, dan seterusnya. Aku ingin sembuh.

sumber : harian KOMPAS, oleh Rahadian Muslim

Sunday, May 13, 2012

Manusia dan Pandangan Hidup


Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin.
Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Sambil menceritakan bagaimana rahasia ayahnya dapat sesukses ini dan memiliki masa depan yang sangat lebih dari cukup.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. “Bagaimana perjalanan kali ini?”
“Wah, sangat luar biasa Ayah”
“Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin” kata ayahnya.
“Oh iya” kata anaknya

“Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?” tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
“Saya saksikan bahwa :

Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.”

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian sang anak menambahkan “Terimakasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita.”



Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya.
Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain.
Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang.
Alangkah lebih baik kita dapat tumbuh menjadi seorang yang bijaksana, bijak dalam memandang hidup di sekitar kita.
Masih banyak hal-hal baik tersembunyi di luar sana, menunggu seseorang yang cukup bijak untuk menyingkapnya.


sumber : http://umum.kompasiana.com dengan perubahan

Thursday, March 22, 2012

Manusia dan Cinta Kasih

Ketika sedang merenovasi rumah, seorang pemuda mencoba meruntuhkan suatu tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang dibuat dari kayu. Ketika tembok itu mulai roboh, dia menemui seekor cicak yang terperangkap di antara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebatang paku.

Dia merasa kasihan sekaligus heran. Lalu dia memperhatikan paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibuat.

Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan keadaan terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Pemuda itu lalu berfikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Pemuda itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan.

Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya

Aha! Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun. Pemuda itu merasa sangat terharu melihat kejadian itu. Sungguh ini sebuah cintacinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu.

Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia kasih yang begitu mengagumkan.

Bagaimana dengan kita?, manusia sudah jelas kodratnya lebih tinggi dari seekor cicak, harusnya kita jauh lebih mengasihi. Jangan sia-siakan orang yang kita kasihi, hargai setiap kasih yang diberikan mereka kepada kita. Manusia diciptakan berbeda dengan makhluk yang lain, Tuhan mengaruniakan akal budi kepadanya. Oleh sebab itu, pergunakanlah perbedaan itu untuk tetap setia mengasihi, mengasihi orang yang mengasihi kita, juga mereka yang membutuhkan kasih dalam hidupnya. Jangan mau kalah sama cicak..hehehe

sumber www.tulisankami.com dengan perubahan

Monday, January 2, 2012

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat dia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin Dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya itu, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya itu berhenti bekerja, mengambil uang itu, lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun mendapatkan hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide, ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya kearah temannya tadi. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, sekarang temannya menengadah keatas. Dan pekerja itu pun dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Terkadang, memang harus ada cobaan-cobaan kecil terlebih dahulu untuk membuat kita tersadar dan menengadah kepada-Nya. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan berkat-berkat, tapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah, tersadar, kembali kepada Sang Pencipta. Kebanyakan manusia sekarang ini kurang bersyukur, dengan segala kecukupan yang kita punya, kita lupa pada Tuhan yang memberikan itu semua. Karena itu, agar kita selalu ingat akan Dia, Tuhan menjatuhkan "batu kecil" kepada kita