Aku sedang sakit. Akhir-akhir ini suhu tubuhku sangat panas
dan sering demam. Kepalaku kadang-kadang terasa berputar sampai tubuhku
terguncang lalu ambruk. Belum lagi jika aku muntah, air muntahnya menyebar
kemana-mana. Dan yang paling menydihkan, aku kehilangan rasa percaya diri
karena kini rambutku tak seindah dan selebat dulu. Rambutku sering rontok,
bahkan kepalaku hamper botak.
Sampai saat ini aku tidak tahu penyakit apa sebenarnya yang
menyerang tubuhku. Semakin hari rasa sakit semakin menyiksa. Rasanya hidupku
tak lama lagi. Aku tak punya alas an unutk apa aku sembuh. Keluargaku seolah
tidak perduli dengan rasa sakit yang kurasakan. Teman-temanku? Jangan ditanya,
sejak aku sakit mereka menjauhiku.
Sekarang semua sudah berubah. Tiada lagi sosok teman dan
sahabat yang mengisi hari-hariku. Penyakit ini membuat mereka menjauhiku. Aku
tahu mungkin yang mereka inginkan hanya makanan,perhiasan, dan kekayaanku.
Mereka tidak ingin ikut merasakan kesedihan dan kesakitanku. Saat aku butuh
mereka, mereka pergi. Akku memeang menyusahkan sehingga mereka tak mau lagi
perduli kepadaku.
Aku sama sekali tak punya semangat untuk sembuh. Biarkan
saja kehidupanku berakhir, mungkin teman-temanku akan sadar bahwa mereka telah
menyia-nyiakanku. Mereka boleh mengambil semua kekayaan yang aku punya. Mereka
memotong rambutku, tidur di bahuku, dan berlindung di belakang punggungku asal
mereka selalu ada ketika aku sedang susah, sakit, dan kelelahan.
Perhatian Kecil
Aku sadar bahwa mereka adalah manusia yang memiliki
kesibukkan masing-masing. Mereka tidak bisa setiap saat berada di sampingku dan
memperhatikanku. Sebenarnya yang kubutuhkan bukan perhatian besar. Hanya
perhatian kecil yang bisa membuatku sembuh.
Sebenarnya tak seharusnya aku menyalahkan teman-temanku akan
kesakitan yang aku alami. Mungkin ini karena usiaku yang tidak muda. Juga
karena ketidakmampuanku menyediakan kehidupan yang layak untuk teman-temanku.
Aku tahu mereka mencintaiku dan tak akan pernah meninggalkanku. Pasti suatu
saat mereka akan kembali bercengkrama denganku, memberikan sejuta perhatian,
dan menjaga diriku.
Bukan karena aku takut dengan kematian, tetapi aku tidak mau
teman-temanku tersakiti karena
kematianku. Jika aku mati, di mana mereka akan tinggal? Dari mana mereka
mendapat sumber daya alam untuk bertahan hidup? Bagaimana nasib anak cucu
mereka nanti?
Aku rindu saat-saat mereka menanami tubuhku dengan
pohon-pohonan, menjelajahi tubuhku denga bersepeda dan jalan kaki. Atau paling
tidak, menjaga tubuhku agar tidak terluka. Sebenarnya demamku bisa disembuhkan
dengan cara menanam pohon. Pohon membuat tubuhku terasa sejuk. Rasa pusing dan
mualku akan hilang dengan cara meminimalkan kadar polusi di dalam tubuhku.
Teman-temanku bisa memulainya dengan menggunkan sepeda ketika bepergian dan
minimalisasi produksi sampah. Rambutku yang rontok bisa sembuh jika
teman-temaku mau merwat pohon-pohon yang mereka tanam dan behenti menebang
pohon secra illegal.
Aku adalah bumi yang butuh perhatian dan kasih sayang. Aku
ingin terus hidup dengan kondisi yang
baik agar teman-temanku nyaman berada di
tubuhku. Agar suatu hari nanti anak cuc mereka juga bisa merasakan
betapa damai tinggal bersahabat denganku.
Aku tidak bisa disembuhkan oleh dokter. Hanya teman-temanku
yang bisa menyembuhkanku denga memberi sedikit perhatian. Hanya sedikit
perhatian secara terus-menerus, aku harap mereka mampu melakukannya untuk
kehidupan kami semua hari ini, besok, lusa, dan seterusnya. Aku ingin sembuh.
sumber : harian KOMPAS, oleh Rahadian Muslim
No comments:
Post a Comment