Tuesday, July 3, 2012

Tolong! Aku Sedang Sakit


Aku sedang sakit. Akhir-akhir ini suhu tubuhku sangat panas dan sering demam. Kepalaku kadang-kadang terasa berputar sampai tubuhku terguncang lalu ambruk. Belum lagi jika aku muntah, air muntahnya menyebar kemana-mana. Dan yang paling menydihkan, aku kehilangan rasa percaya diri karena kini rambutku tak seindah dan selebat dulu. Rambutku sering rontok, bahkan kepalaku hamper botak.
Sampai saat ini aku tidak tahu penyakit apa sebenarnya yang menyerang tubuhku. Semakin hari rasa sakit semakin menyiksa. Rasanya hidupku tak lama lagi. Aku tak punya alas an unutk apa aku sembuh. Keluargaku seolah tidak perduli dengan rasa sakit yang kurasakan. Teman-temanku? Jangan ditanya, sejak aku sakit mereka menjauhiku.
Sekarang semua sudah berubah. Tiada lagi sosok teman dan sahabat yang mengisi hari-hariku. Penyakit ini membuat mereka menjauhiku. Aku tahu mungkin yang mereka inginkan hanya makanan,perhiasan, dan kekayaanku. Mereka tidak ingin ikut merasakan kesedihan dan kesakitanku. Saat aku butuh mereka, mereka pergi. Akku memeang menyusahkan sehingga mereka tak mau lagi perduli kepadaku.
Aku sama sekali tak punya semangat untuk sembuh. Biarkan saja kehidupanku berakhir, mungkin teman-temanku akan sadar bahwa mereka telah menyia-nyiakanku. Mereka boleh mengambil semua kekayaan yang aku punya. Mereka memotong rambutku, tidur di bahuku, dan berlindung di belakang punggungku asal mereka selalu ada ketika aku sedang susah, sakit, dan kelelahan.
Perhatian Kecil
Aku sadar bahwa mereka adalah manusia yang memiliki kesibukkan masing-masing. Mereka tidak bisa setiap saat berada di sampingku dan memperhatikanku. Sebenarnya yang kubutuhkan bukan perhatian besar. Hanya perhatian kecil yang bisa membuatku sembuh.
Sebenarnya tak seharusnya aku menyalahkan teman-temanku akan kesakitan yang aku alami. Mungkin ini karena usiaku yang tidak muda. Juga karena ketidakmampuanku menyediakan kehidupan yang layak untuk teman-temanku. Aku tahu mereka mencintaiku dan tak akan pernah meninggalkanku. Pasti suatu saat mereka akan kembali bercengkrama denganku, memberikan sejuta perhatian, dan menjaga diriku.
Bukan karena aku takut dengan kematian, tetapi aku tidak mau teman-temanku tersakiti  karena kematianku. Jika aku mati, di mana mereka akan tinggal? Dari mana mereka mendapat sumber daya alam untuk bertahan hidup? Bagaimana nasib anak cucu mereka nanti?
Aku rindu saat-saat mereka menanami tubuhku dengan pohon-pohonan, menjelajahi tubuhku denga bersepeda dan jalan kaki. Atau paling tidak, menjaga tubuhku agar tidak terluka. Sebenarnya demamku bisa disembuhkan dengan cara menanam pohon. Pohon membuat tubuhku terasa sejuk. Rasa pusing dan mualku akan hilang dengan cara meminimalkan kadar polusi di dalam tubuhku. Teman-temanku bisa memulainya dengan menggunkan sepeda ketika bepergian dan minimalisasi produksi sampah. Rambutku yang rontok bisa sembuh jika teman-temaku mau merwat pohon-pohon yang mereka tanam dan behenti menebang pohon secra illegal.
Aku adalah bumi yang butuh perhatian dan kasih sayang. Aku ingin terus hidup dengan  kondisi yang baik agar teman-temanku nyaman berada di  tubuhku. Agar suatu hari nanti anak cuc mereka juga bisa merasakan betapa damai tinggal bersahabat denganku.
Aku tidak bisa disembuhkan oleh dokter. Hanya teman-temanku yang bisa menyembuhkanku denga memberi sedikit perhatian. Hanya sedikit perhatian secara terus-menerus, aku harap mereka mampu melakukannya untuk kehidupan kami semua hari ini, besok, lusa, dan seterusnya. Aku ingin sembuh.

sumber : harian KOMPAS, oleh Rahadian Muslim

No comments:

Post a Comment